Antara ideal dan realita
Kerap kali kita bukan tidak sanggup dibentuk, melainkan kita memang tidak mau dibentuk. Kita berpikir, "saya 'kan sudah melayani Tuhan, sudah berbuat ini dan itu dan berbagai macam alasan lain. Lalu kita bertanya kepada diri sendiri, mengapa saya mesti mengalami hal seperti ini lagi? "
Oh...Tuhan, saudara-saudara yang kukasihi, masalahnya bukan karena beratnya masalah atau beban yang Tuhan taruh dipundak kita, tetapi kerap kali karena kita memang tidak mau memikulnya!
Saya bertaruh untuk Anda,bahwa sepanjang kita mau memikulnya,kita pasti sanggup memikulnya.
TUHAN TAHU KEKUATAN KITA
Ia tidak pernah dan tidak akan pernah menyuruh kita melakukan sesuatu yang kita tidak sanggup untuk melakukannya.
Kita tidak akan pernah menyuruh anak kita yang berumur 8 tahun untuk memikul karung beras seberat 50kg,atau pekerjaan berat lainnya yang kita tahu anak kita tidak akan sanggup melakukannya,karena kita tahu kekuatannya!
Tuhan berkata,di Matius 11:30
"Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun Ringan."
Perhatikan,Tuhan berkata: beban-Ku pun ringan.
Jadi, jika ada beban yang terasa berat, pastilah itu bukan beban yang berasal dari Tuhan. Sebab beban yang dari Tuhan itu ringan adanya,bahkan seandainya ada kuk yang dipasang oleh Tuhan dalam hidup kita, kuk yang dipasang -Nya itu pun enak rasanya. Oleh karena itu mari sekarang,
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada -Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." 1 Petrus 5:7.
Inilah saatnya anda menyerahkan semua beban itu kepada Tuhan. Serahkanlah seluruhnya,semuanya,jangan mau memikul beban yang tidak perlu.
Tuhan tidak menyuruh kita memikul beban yang kita sendiri tidak sanggup untuk memikulnya, bahkan Ia sendiri telah berkata, di Matius 11:28
"Marilah kepada -Ku,semua yang letih lesu dan berbeban berat,Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Kenyataannya kita kerap kali berpikir negatif tentang Tuhan. Walaupun tidak kita ungkapkan secara terbuka, tetapi kita sering menempatkan Tuhan itu sebagai Tuhan yang kejam.
Itu sebabnya setiap kali kita melakukan firman -Nya, kita lakukan dengan perasaan berkorban, bukan dengan sukacita.
Karena berlandaskan kepada sikap hati yang demikian, maka perintah Tuhan itu akan terasa berat untuk dilakukan.
Selamat atuh
BalasHapusSelamat atuh
BalasHapus